Tuesday, August 4, 2015

Inilah Wanita-wanita Penggandrung Batu Akik sampai Berburu ke Prancis dan Belanda

Gandrung akik dan batu mulia atau permata juga dialami Mimien Prasetyo. Sangking banyaknya, Mimien sampai tidak ingat lagi jumlah persis koleksinya. “Ada black safir, blue safir, king safir, troumaline, hingga giok. Batu akik juga banyak, tapi kebanyakan milik suami,” tuturnya.



Mimien tidak mau disebut ikut-ikutan demam akik. Sebab, sebelum demam akik melanda masyarakat akhir-akhir ini, ia sudah lebih dulu rajin mengoleksi. "Saya mengoleksi batu mulia ini untuk investasi, sehingga saya simpan dan pergunakan seperlunya saja,” jelasnya.

Biasanya, Mimien baru memakainya pada acara khusus, seperti pada pesta pernikahan atau undangan-undangan resmi lainnya. “Sebisa mungkin baju dan aksesoris batu mulia ini matching,” lanjutnya.

Mimien sama sekali tidak percaya dengan tuah batuan mulia dan akik. Mimien mengaku memakainya demi fashion. “Saya tidak tertarik urusan mistis. Ini murni aksesoris dan investasi, untuk kesenangan dan kepuasan,” terangnya.

Satu-satunya batu koleksi yang dianggapnya punya manfaat tambahan adalah giok. “Kalau batu giok, semakin tajam warnanya, aura yang timbul semakin kuat, dan itu baik untuk kesehatan,” paparnya.

Cerita lain datang Asrilia yang juga memiliki banyak koleksi batu mulia. Lia jatuh hati pada permata karena terpesona ragam dan warna yang unik. Sebagian besar koleksinya berbentuk unik dan aneh, bahkan tidak beraturan.

Beberapa batu koleksinya didapat ketika travelling ke luar negeri. “Yang ini dari Paris, ini Belanda, Dubai, kalau ini dari Bali, dan ini Jakarta,” terang Lia menunjukkan koleksinya. Untuk model yang unik, Lia masih suka dengan batu mulia dari Bali.

Senada dengan Lia, Olla Moetaryoga mengaku sering memakai koleksinya untuk kegiatan semiresmi. “Batu mulia ini membantu saya sebagai wanita untuk tampil lebih elegan dan anggun, asalkan sesuai dengan busananya,” katanya.

Selain berlian, safir, rubi, Olla juga mengoleksi mutiara. Di antara koleksinya ada yang sangat ia kagumi, karena untuk mendapatkannya butuh perjuangan ekstrakeras. Termasuk turmalin merah, yang memancarkan cahaya ungu dan pink miliknya.

“Untuk mendapatkan batu ini, saya harus berjuang hingga ke Singapura,” katanya. Sebenarnya, tuturnya, banyak batu turmalin merah di Tanah Air. Tapi, selama ini ia belum mendapatkan warna dan corak yang pas di hati.

No comments:

Post a Comment