Tingkat permintaan Bahan Bakar Minyak (BBM) secara global terus meningkat karena rendahnya harga minyak dunia. Pada 2014, tingkat permintaan minyak global hanya sebanyak 92,6 juta barel per hari, dan permintaan di 2015 diperkirakan mencapai 94 juta.
Rendahnya harga minyak dunia juga berdampak pada turunnya harga BBM di SPBU hampir di seluruh dunia mulai dari Pakistan hingga Senegal. Namun, penurunan harga sangat beragam dan berlainan di setiap negara. Carmudi, situs jual beli kendaraan online meneliti harga BBM dan tingkat keterjangkauannya secara umum di 18 negara berkembang, termasuk Indonesia.
Di Indonesia, di mana subsidi BBM telah dipotong oleh pemerintah sejak awal 2015, mayoritas penduduk menghabiskan sekitar 30 persen dari penghasilan rata-rata per hari masyarakat untuk membeli satu liter bensin dengan harga premium saat ini Rp 7.400 dan harga Pertamax 92 Rp 9.300 per liter.
Sedangkan di Sri Lanka, satu liter bensin mencapai Rp 12.800 mencakup sekitar 45 persen dari penghasilan rata-rata per hari secara nasional. Kemudian di Meksiko, produsen minyak terbesar ketujuh di dunia menjual BBM seharga Rp 12.250 atau hampir sama dengan harga di beberapa negara di Asia seperti Vietnam, di mana satu liter dipatok dengan harga Rp 12.950.
Terlepas dari harga yang berdekatan, penghasilan rata-rata per hari masyarakat di Meksiko hampir tiga kali lipat dibandingkan masyarakat Vietnam. Hanya 7,8 persen dari penghasilan penduduk sehari di Meksiko yang dibutuhkan untuk membeli satu liter bensin, di mana di Vietnam seliter bensin setara dengan 25 persen dari penghasilan rata-rata sehari penduduknya.
Kemudian di Afrika, tidak mengejutkan bila di Nigeria yang dikenal sebagai produsen minyak terbesar di benua tersebut, harga BBM di sana termasuk termurah di antara yang lain dengan harga Rp 6.150 per liter, setara dengan 5,6 persen dari penghasilan rata-rata per hari penduduknya.
Harga BBM terlihat berbeda di negara-negara yang terletak di Afrika Timur yang memiliki penghasilan rata-rata lebih rendah. Di Rwanda, satu liter bensin seharga Rp 15.600, penghasilan mayoritas penduduk hanya senilai Rp 20.700. Ini berarti satu liter bensin di Rwanda setara dengan lebih dari 75 persen dari penghasilan rata-rata penduduknya, atau setara hampir penghasilan satu hari kerja penuh.
Hal ini sangat timpang bila dibandingkan dengan harga BBM di kawasan Timur Tengah yang kaya akan minyak. Harga BBM disana sangat rendah, apalagi bila kita bandingkan dengan penghasilan rata-rata masyarakat per hari yang membuat kawasan ini bagaikan surga bagi para pecinta mobil dengan mesin berkapasitas besar. Harga bensin di Arab Saudi sebagai negara dengan produksi minyak terbesar di OPEC, berkisar di harga Rp 2.000 per liter, yang mana penghasilan rata-rata penduduk Arab Saudi per hari Rp 1,9 juta.
Harga bensin di Qatar sebagai negara produsen minyak terbesar ketiga di dunia, yaitu Rp 3.450 per liter, yang mana masyarakat Qatar berpenghasilan rata-rata per hari Rp 5,1 juta. Sedangkan harga bensin di negara produsen minyak terbesar kedelapan di dunia Uni Emirat Arab adalah adalah Rp 6.280 per liter, dengan penghasilan masyarakat rata-rata per hari Rp 2,27 juta.
No comments:
Post a Comment