Selama ini para ahli matematika dianggap sebagai orang yang ahli dalam hal-hal eksak dan angka, bukannya hati dan perasaan. Tetapi Hannah Fry, seorang ahli matematika asal University College London (UCL) mengaku telah menemukan rumus cinta yang selama ini dicari oleh para penyair dan filsuf.
Apakah cinta sejati itu? Atau bagaimana cara membuat cinta bertahan lama? Tampaknya Hannah memiliki jawabannya. Jawabannya sebenarnya cukup sederhana. Jika ingin hubungan bertahan lama, kalian harus berbuat baik pada satu sama lain, seperti dilansir oleh Metro.
Hannah menjelaskan bahwa alat prediksi terbaik untuk mengetahui panjang pendeknya hubungan adalah tingkat positif dan negatif yang diberikan seseorang pada pasangannya. Begitu juga sebaliknya. Terdengar remeh? Memang. Tetapi Hannah juga membuat grafik dan rumus terkait dengan kesimpulan sederhana itu. Lihat sendiri rumus dan grafiknya di bawah ini.
Dalam bukunya, Mathematics of Love, Hannah mendiskusikan salah satu hasil penelitian psikolog John Gottman yang mengamati 100 pasangan melalui ekspresi wajah, detak jantung, tekanan darah, dan kalimat yang mereka gunakan dalam percakapan dengan pasangan. Dia menemukan bahwa pasangan yang bisa bertahan lama adalah yang dipenuhi oleh sisi positif, sementara yang lebih cepat putus hubungan adalah mereka yang lebih sering dipenuhi sisi negatif.
"Dalam hubungan yang positif, perilaku buruk dinilai memiliki penjelasan. Misalkan ketika suami terlihat murung, sang istri berpendapat itu adalah karena stres pekerjaan dan berusaha menghiburnya. Sementara pada hubungan yang negatif, sikap murung suami dilihat sebagai bawaan dan dinilai sebagai sikap yang egois oleh istrinya. Hasilnya adalah interaksi yang negatif," ungkap Hannah memberi contoh.
Dalam penelitiannya, Gottman dan James Murray menemukan bahwa pengaruh pasangan terhadap satu sama lain adalah faktor penting dari sebuah hubungan. Jika suami memberikan pengaruh positif, kemungkinan besar istri juga akan memberi umpan balik berupa hal yang positif.
No comments:
Post a Comment