Monday, July 27, 2015
Pengaruh Buruk Situs Porno pada Kesehatan Seks Remaja
REMAJA penikmat situs porno di internet disinyalir memiliki kecenderungan buruk terhadap kesehatan seksualnya. Orangtua dan sekolah pun disarankan untuk memberikan pendekatan khusus mengenai edukasi seks untuk remaja. Menurut tinjauan peneliti dari Fakultas Kedokteran Kirby Institute, Australia, situs pornografi di internet sangat terkait dengan perilaku seksual berisiko di kalangan remaja. Dalam studinya yang terbaru menunjukkan, adanya hubungan kuat antara paparan internet dengan materi seksual yang eksplisit, vulgar dan beragam, dapat mengakibatkan hasil yang merugikan pada kesehatan seksual dan mental remaja. "Remaja yang dikabarkan sering mengunjungi situs-situs porno di internet, lebih berkecenderungan berhubungan intim dengan lebih satu pasangan seksual, terlibat dalam keragaman yang lebih luas dari praktik seksual, serta menggunakan alkohol atau obat-obatan yang berkaitan dengan hubungan seksual," tutur Dr. Rebecca Guy, salah seorang peneliti, sebagaimana dilansir Medical Express, Sabtu (26/5/2012). Tim peneliti mencatat, bahwa semua faktor tersebut telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terhadap infeksi menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan. Mereka juga mencatat bahwa survei komprehensif Australia menunjukkan bahwa 28 persen dari remaja Australia yang baru berusia sembilan hingga 16 tahun telah berpengalaman melihat materi seksual dari situs online. "Banyaknya materi seksual yang dapat dengan mudah diakses di internet, telah menyebabkan meningkatnya keprihatinan tentang remaja muda yang terlibat dengan pornografi. Rasa ingin tahu remaja, didukung hormon seks yang sedang berkembang di usianya membuat mereka dapat memiliki kebiasaan seks yang tak biasa," jelasnya. Menurut tim peneliti, pendidikan seks dan diskusi terbuka tentang hal-hal seksual dalam sekolah dan keluarga dapat membantu kaum muda dalam pengambilan keputusan dan tidak meningkatkan kemungkinan keterlibatan pada seks di usianya yang masih dini, sehingga harus terus ada penekanan pada strategi pendekatan keluarga dan sekolah dalam hal ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment