Militer Amerika Serikat sedang mengembangkan pakaian pelindung pintar yang akan membuat para serdadunya punya 'kekuatan super'. Industri teknologi, laboratorium pemerintah, dan akademia diminta berpartisipasi dalam pembuatan pakaian tempur ala 'Iron Man'.
Dalam komik Marvel, pahlawan super, Iron Man menggunakan setelan baju besi yang memungkinkan seorang manusia biasa memiliki tenaga super.
Sejauh ini, militer AS terus menguji sejumlah eksoskeleton atau 'perisai luar' yang memungkinkan para tentara membawa beban lebih berat.
Sementara, baju pelindung ala Iron Man yang punya nama resmi Tactical Assault Light Operator Suit (Talos), tak cuma punya kerangka yang sama, tapi juga memiliki lapisan material pintar yang dilengkapi sensor.
Pakaian tempur itu juga akan dilangkapi jaringan wide-area dan komputer yang bisa dipakai dan dipasang di bagian tubuh --seperti Google Glass. Material yang dilengkapi dengan sensor mampu memonitor temperatur tubuh, denyut jantung, dan level hidrasi.
Tak cuma itu, eksoskeleton yang bisa dipasang di lengan dan kaki, juga diperkirakan akan menggunakan teknik hidrolika untuk meningkatkan kekuatan.
"Kami mengembangkan sistem yang komperehensif untuk pakaian tempur yang memadukan eksoskeleton dan inovasi teknologi. Yang menampilkan monitoring kekuatan, kesehatan, dan mengintegrasikan senjata ke dalamnya," kata penasihat sains di lembaga riset, pengembangan, dan rekayasa komando militer AS Letnan Kolonel Karl Borjes.
"Ini adalah perisai tempur yang canggih. Punya perangkat komunikasi, antena, kinerja yang kognitif, sensor, miniatur sirkuit. Semua akan ada di sana," kata dia.
Sementara menurut Sersan Mayor Chris Faris dari US Army, "Tak ada industri yang bisa membuatnya."
Untuk itulah, militer menggandeng sejumlah pihak untuk mewujudkannya, seperti perusahaan swasta dan akademisi. Para ahli dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) juga akan dilibatkan dalam proyek ini. Talos diharapkan akan diwujudkan dalam waktu 3 tahun.
Tim MIT baru-baru ini mengembangkan perisai cair --yang terbuat dari cairan yang berubah menjadi padat ketika terpengaruh medan magnet atau arus listrik.
Dalam wawancara dengan NPR, dosen MIT Gareth McKinley menyamakan pelindung tubuh futuristik itu dengan apa yang ada di film Hollywood. "Kedengaran sama dengan Iron Man."
Iron Man di NASA
Tak hanya di medan perang, Iron Man juga menginspirasi Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk menciptakan sebuah eksoskeleton robotik (robotic exoskeleton), yang diberi nama X1.
Meski tak akan memberi kekuatan sedigdaya Iron Man, teknologi robotik itu suatu saat akan sangat bermanfaat, di luar angkasa juga di Bumi.
NASA menggandeng Florida Institute for Human and Machine Cognition (IHMC), dan dibantu para insinyur dari Florida Institute for Human and Machine Cognition (IHMC) mengembangkan X1.
"Perangkat robotik itu akan memainkan peran penting di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) juga saat kami mulai mengirimkan manusia untuk mengeksplorasi luar angkasa lebih dalam," kata Direktur Program Teknologi Luar Angkasa NASA Michael Gazarik.
Yang luar biasa, ia menambahkan, teknologi ini juga bisa digunakan untuk membantu orang-orang yang baru pulih dari sakit serius untuk kembali bisa berjalan. Atau bahkan membantu seseorang yang menderita kelumpuhan menapakkan kakinya untuk kali pertamanya. "Ini semacam pengembalian investasi NASA, yang dengan bangga akan kami kembalikan ke Amerika dan dunia."
(sumber)
No comments:
Post a Comment