Tuesday, July 7, 2015

`Arwah Raja` Hadir Lewat Mimpi, Beri Petunjuk Harta Karun Rp 56 T

Desa Daundia Khera di negara bagian Uttar Pradesh, India mendadak ramai. Orang-orang berkumpul di reruntuhan bekas benteng kerajaan dari Abad ke-19. Menjadi saksi dari perburuan harta karun fenomenal.



 Siang itu, tim arkeolog memulai penggalian harta karun, yang konon diketahui lewat petunjuk mimpi orang suci Hindu yang terkenal (swami). Sang swami mengatakan, arwah Raja Rao Ram Baksh Singh mendatanginya lewat mimpi, memberitahukan tentang harta dalam jumlah berlimpah yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 50 miliar atau Rp 56,6 triliun!

Perburuan harta dimulai saat Shobhan Sarkar --nama swami tersebut-- menceritakan tentang mimpinya itu pada salah satu menteri India yang mengunjungi ashram-nya bulan lalu.

Kata swami pada Pak Menteri, arwah raja yang digantung pada 1858 setelah memberontak melawan pemerintah kolonial Inggris, memintanya mengurus 1.000 ton harta karun di bawah bekas benteng kerajaan.

Sejumlah ahli geologi dan arkeologi India yang mensurvei area Minggu lalu menemukan bukti keberadaan logam di kedalaman 66 kaki atau 20 meter di bawah tanah. Demikian ungkap Hakim Distrik, Vijay Anand Karan seperti dimuat FOXNews, 18 Oktober 2013. Penggalian adalah satu-satunya cara untuk mengonfirmasinya.

Badan Survei Arkeologi India mengatakan akan mulai menggali di bawah sebuah kuil yang berada di kompleks reruntuhan benteng tua.

Rebutan

Meski belum lagi ditemukan, sejumlah orang yang merasa berhak, antre mendapatkan bagian harta yang diperkirakan berupa emas dan perak.

Salah satunya adalah keturunan raja, Navchandi Veer Pratap Singh. "Jika benar harta itu ditemukan di sana. Kami harus dapat bagian," kata dia.

Pemerintah Uttar Pradesh, tak ketinggalan para pejabat setempat, ikut mengajukan klaim.

"Harta itu harus digunakan untuk pembangunan negara bagian," kata anggota dewan Kuldeep Senger. Uttar Pradesh, yang penduduknya mencapai 200 juta, menjadi salah satu negara paling terbelakang di India.

Sementara, penduduk Desa Daundia Khera yang miskin, yang bahkan tak menikmati aliran listrik di hingga Abad ke-21 ini, mengaku mengetahui keberadaan harta di desanya lewat cerita turun-temurun.

"Semua orang di desa ini tahu soal itu," kata Vidyawati Sharma, nenek 60 tahun yang mendapatkan kisah itu dari ayah mertuanya.

Penduduk lokal sebelumnya juga menemukan koin perak dan emas di area yang terletak di Distrik Unnao itu. "Tapi, tak ada yang tahu di mana persisnya harta itu berada sampai arwah raja mendatangi swami dalam tidurnya," kata salah satu murid Shobhan Sarkar, Omji.

Namun, pejabat Badan Survei Arkeologi India membantah klaim itu. "Arkeolog tak bekerja berdasarkan petunjuk mimpi orang suci atau siapapun. Arkeologi adalah sains. Kami melakukan ekskavasi berdasarkan temuan kami di lokasi," kata salah satu pejabat, Syed Jamal Hasan.

Pihak berwenang kini memasang barikade, mencegah ribuan orang yang terus berdatangan karena ingin tahu atau berusaha mengais harta tinggalan sang raja. Sementara sejumlah orang menggelar doa di kuil di lingkungan benteng. Berharap pundi-pundi harta itu nyata.

Jumat kemarin, Mahkamah Agung juga sedang mempertimbangkan akan mengeluarkan petisi bagi pengadilan setempat untuk mengawasi perburuan harta karun, di tengah kekhawatiran sebagian pusaka dicuri.

Harta di Kuil Kerala

Perkiraan keberadaan harta karun di Desa Daundia Khera bisa jadi bukan pepesan kosong.

Apalagi, sebelumnya harta yang diperkiran bernilai milliaran rupee diketemukan di sebuah gudang bawah tanah rahasia di sebuah kuil di negara bagian Kerala, India Selatan pada 2011 lalu. Tepatnya di kuil Sree Padmanabhaswamy.

Emas, perak, dan batu-batu berharga tersembunyi selama lebih dari 1 abad, setelah ditimbun oleh Maharaja Travancore.

Seperti Liputan6.com kutip dari BBC, Kuil Sree Padmanabhaswamy dibangun di abad ke-16 oleh raja yang memerintah kerajaan Travancore.

Cerita legenda menyebut raja-raja Travancore menyimpan kekayaan luar biasa di balik dinding istana dan gudang-gudang kuil.

Harta terungkap setelah Mahkamah Agung India menunjuk satu panel beranggotakan tujuh orang untuk masuk ke gudang dan melihat barang yang disimpan di dalamnya.

Termasuk yang mereka selidiki adalah dua gudang bawah tanah yang diperkirakan terakhir sekali dibuka 130 tahun yang lalu.


(sumber)

No comments:

Post a Comment